Minggu, 13 November 2011

Mengenalkan Seksualitas pada Anak Autis

JAKARTA, KOMPAS.com — Seperti halnya anak normal, anak-anak berkebutuhan khusus juga akan tumbuh dan berkembang menjadi remaja, mengalami pubertas, dan memiliki dorongan seksual. Namun, karena gangguan perkembangan dan komunikasi yang dialami, sering kali mereka tak memahami dorongan tersebut dan bagaimana mengendalikannya.

Misalnya saja yang dialami oleh Reza, sebut saja begitu, seorang remaja autis. Suatu hari saat sedang mengikuti kegiatan olahraga di sekolahnya tiba-tiba penisnya ereksi. Ia lantas menjadi bahan tertawaan teman-temannya. Bingung dan malu dengan perubahan fisiknya, ia lalu memukul-mukul alat vitalnya.

Praktisi terapi perilaku, Dra Dini Oktaufik, menduga ada sesuatu yang memicu terjadinya ereksi pada Reza. "Saat sedang olahraga mungkin ada sesuatu yang memancing ereksinya. Oleh sebab itu, guru atau terapis harus bisa mencari trigger-nya," katanya dalam acara Seminar Autis yang diadakan oleh Masyarakat Peduli Autisme Indonesia (Mpati) di Jakarta beberapa waktu lalu.

Dini mencontohkan, ada muridnya yang juga sering ereksi saat buang air kecil di toilet. Ternyata setelah dicari tahu penyebabnya, si anak tersebut terbiasa diceboki oleh pengasuhnya setiap kali buang air kecil atau buang air besar.

Ia menyarankan agar jika kejadian itu terulang kembali, sebaiknya anak ditenangkan dan dialihkan konsentrasinya sehingga ereksinya menghilang. Akan lebih baik bila pemicunya bisa dihilangkan, misalnya, si anak diajarkan untuk mandiri ketika menggunakan toilet. "Penjelasan mengenai perubahan fisik dan hormonal yang dialaminya bisa saja dijelaskan pada anak autis asalkan disesuaikan dengan tingkat pemahamannya," katanya.

Menurut Dini, dorongan seksual pada anak autis bisa datang lebih awal atau terlambat. Ketertarikan anak pada lawan jenis juga sudah dialami oleh Nurul (5), bukan nama sebenarnya, penyandang sindrom asperger. Menurut ibunya, kini putrinya itu selalu minta mandi bersama dengan ayahnya. "Kalau tidak dituruti ia akan ngamuk dan menjedotkan kepalanya ke tembok," katanya.

Meski Nurul tidak menyentuh bagian tubuh lawan jenis, namun ia sudah tertarik dengan alat vital yang dimiliki ayahnya. "Ia suka bertanya pada saya tentang alat vital ayahnya atau terkadang tentang payudara perempuan," katanya.

Untuk perilaku yang satu ini, Dini mengatakan agar anak yang sudah berusia lima tahun sebaiknya tidak dibiasakan untuk mandi bersama ayah atau ibunya. "Latihkan anak-anak untuk mandi sendiri dan ajarkan anak untuk tidak memegang-megang bagian tubuh orang lain," papar psikolog dari Yayasan Intervention Service for Autism and Developmental Delay ini.

Perilaku Nurul yang menjadi tantrum dan mengamuk jika tidak dituruti merupakan "senjatanya" agar keinginannya dituruti. "Sekali kita menuruti kemauannya, ia akan terus menggunakan strategi itu," katanya.

Dini mengatakan, pada dasarnya setiap anak remaja tertarik pada masalah seksual. Namun, remaja autis tidak punya pengetahuan yang cukup untuk mengerti tentang seks. "Anak-anak ini punya dorongan seksual, tapi kemandiriannya belum terbentuk," ujar Dini.

Oleh karena itu, Dini menyarankan pada orangtua dan terapis untuk lebih memfokuskan pengajaran pada kemandirian anak. "Latih anak menggunakan toilet sendiri, ajari tentang privacy dan rasa malu," sarannya.

Mengenai cara melatihnya, orangtua bisa menggunakan cara visual (dengan gambar), mengingat anak-anak autis adalah seorang visual thinker. Berikan penjelasan berdasarkan tingkat pemahaman anak dan lakukan dengan positif.

"Anak jangan ditakut-takuti, misalnya, dengan mengatakan penisnya akan meledak kalau terus dipegang-pegang. Nanti kalau tak sengaja ia memegang, ia akan terus berkonsentrasi pada penis yang meledak," ujarnya.

Orangtua juga bisa membuatkan materi social stories yang dibaca bersama anak. Misalnya, saat ada orang lain menyentuh bagian tubuhnya, ia harus bersikap tenang dan meminta orang itu tidak melakukannya. Ajari juga anak untuk minta pertolongan orang dewasa jika ada orang mengganggunya.

Kegiatan bermain peran (role plays) juga bisa menjadi metode mengajar anak. "Misalnya ajari anak sikap berdiri yang tepat, jaraknya dengan orang lain dan bagian tubuh mana yang boleh dan tidak boleh dipandang," katanya.

Cermati pula perilaku seksual anak. Jika perilaku anak negatif, beri konsekuensi negatif. "Jangan perilaku buruk anak, misalnya menyentuhkan alat kelaminnya, ditertawai. Itu malah akan membawa konsekuensi positif dan perilakunya akan menetap," katanya.

Bila anak berperilaku baik, orangtua boleh memberikan reward berupa pujian atau hadiah kecil. Mengenai hal ini, Dini berpesan agar sistem pemberiannya harus benar, tidak berupa iming-iming, sehingga hadiah hanya akan diberikan bila perilaku si anak positif.

Yang terpenting, jangan terlalu banyak memberi nasihat verbal pada anak autis karena tidak akan diproses oleh mereka. "Anak autis lebih menyerap secara visual. Daripada mengomel panjang lebar jika anak memegang penisnya, lebih baik tanpa banyak bicara singkirkan tangan anak dari celananya atau alihkan perhatiannya pada hal lain," katanya


sumber : autis.info

Rabu, 02 November 2011

MERCURY RISING, film anak autis (lagi)

Sebuah kode tercangging Amerika yang di buat oleh NSA (National securty agency ) dengan nama Mercury telah terpecahkan oleh seorang anak cacat (autis ) Simon Lynch (Miko Hughes) membaca code tersebut setelah ia membaca buku teka teki
Bruce Willis ( Art Jeffries ) seorang agen penyamar FBI yang sedang dalam pemindahan tugas mendapat tugas mencari seorang anak hilang,dugaan kasus bunuh diri keluarga Simon Lynch ternyata terbantah ketika Simon di temukan.
Lt. Colonel Nicholas Kudrow (Alec Baldwin) yang mengetahui dari staff pencipta Mercury Dekan Crandell (Robert Stanton) danLeo Pedranski (Bodhi Elfman),berusaha untuk melindungi kode tersebut dengan membunuh Simon.
dikarenakan kegagalan Membunuh Simon yang di lindungi Art Jerffries mereka menuduhnya menculik Simon,tetapi Thomas Jordan (Chi McBride) sadar Art tak sejahat itu ,di lain pihak Dekan Crandel yang merasa bersalah berusaha mengungkap Mercury kepada Art jeffries,tetapi rencana ini tercium Kudrow dan Dekan Crandel pun di bunuhnya
Leo Pedranski yang tahu pembunuhan Dekan Crandel mencoba menhubungi Art dengan cara lain Tetapi sayang dia juda di bunuh Kudrow untunglah Leo Peddaranski meninggalkan jejak ,Emily Lang (Carrie Preston) pacar Leo mendapati bukti tersebut dan menghubungi Art dan membagi dua ke agen Thomas Jordan ,dengan barang bukti tersebut Art melakukan perjanjian yang akhirnya tidak ada kesepakatan
Art membawa Simon keperlindungan saksi,Lomax (Kevin Conway) direktur FBI pun di minta Kudrow untuk Kudrow lah yang mengawal Simon ,agen Thomas Jordan yang mempunyai barang bukti meyakinkan Lomax bahwa sidik jari di barang bukti milik Leo pedanski.
akhirnya Lomax percaya dan membantu Art menjebak Kudrow sewaktu mengantar Simon,akhir kata simon aman dan di sekolahkan pada sekolah penderita cacat

chocolate, film anak autis

Film aksi laga Asia asal Thailand yang merupakan karya sutradara Prachya Pinkaew pada tahun 2008 ini mengisahkan tentang seorang gadis remaja penderita sindrom autis namun memiliki ilmu bela diri tinggi. Kisahnya yang bersetting di Thailand ini dimulai dengan seorang wanita bernama Zin menjalin cinta dengan Masashi, seorang bos mafia asal Jepang.

Namun jalinan cinta mereka membuat marah bos mafia lain asli Thailand bernama No.8 yang sangat ingin memiliki Zin. Dari Masashi, Zin hamil dan melahirkan putri yang diberi nama Zen. Namun sejak lahir, Zen ternyata menderita sindrom autis. No.8 makin marah sehingga membuat Zin pincang. Akibatnya wanita malang itu bersama Zen melarikan diri ke sebuah desa demi keselamatan putrinya itu.

Walau autis, ternyata Zen memiliki bakat yang jarang dimiliki penderita autis lain, yaitu memiliki ketangkasan luar biasa sehingga mampu menangkap semua benda yang dilemparkan kepadanya. Tidak hanya itu, Zen mampu meniru semua jurus ilmu bela diri yang disaksikannya dari latihan bela diri dekat rumahnya dan juga dari adegan pertarungan ilmu bela diri di televisi.

Sayangnya upaya Zen dan sahabatnya Moom untuk menagih utang dari orang-orang yang berhutang kepada Zin untuk pengobatan sang ibu itu justru membuat No.8 akhirnya mengetahui lokasi keberadaan Zin. Rupanya orang-orang yang berhutang kepada Zin itu anak buah No.8. Moom diculik dan dibawa ke markas mafia No.8 sehingga Zin dan Zen harus datang ke sana membebaskan Moom. Namun mereka kewalahan sehingga Zin hampir terbunuh.
Disutradarai oleh Prachya Pinkaew
Diproduksi oleh Prachya Pinkaew Sukanya Vongsthapat
Ditulis oleh Chookiat Sakveerakul
Nepali
Starring Dibintangi Yanin Vismistananda Hiroshi Abe
Pongpat Wachirabunjong
Cinematography Pembuatan film Decha Srimantra
Editing oleh Rashane Limtrakul
Pop Surasakuwat
Didistribusikan oleh Sahamongkol Film Internasional
Release date (s) Thailand
6 Februari 2008 Britania Raya 24 Oktober 2008
Negara Thailand 
Bahasa Thailand
Jepang


sumber:
http://www.indosiar.com/sinopsis/92346/chocolate

Senin, 24 Oktober 2011

Letters to Sam (Pelajaran dari Seorang Kakek tentang Cinta, Kehilangan, dan Anugerah Hidup)

SINOPSIS BUKU - Letters to Sam (Pelajaran dari Seorang Kakek tentang Cinta, Kehilangan, dan Anugerah Hidup)
Aku tak sanggup memikirkan hal ini, tetapi aku tahu, satu hari nanti, kau akan mendengar seseorang berkata, 'Dia autis.' Kalau hal itu terjadi, aku khawatir, kau akan menyadari bahwa ketika orang melihatmu, mereka tak melihat seorang Sam. Mereka melihat sebuah diagnosis. Sebuah masalah. Sebuah pengelompokan. Bukan seorang manusia.

Dalam kekhawatiran dan ketidakpastian itulah, Daniel Gottlieb memutuskan untuk menulis surat-surat kepada Sam, cucunya. Bagi sang Kakek, Sam adalah sahabat sejiwanya karena dia sendiri mengalami kelumpuhan akibat kecelakaan.

Sang Kakek  ingin membagi pandangan tentang menjadi berbeda, bagaimana menghadapi ketakutan, merajut harapan, dan mengambil hikmah dalam setiap rencana Tuhan. Inilah kisah yang dibagi Daniel Gottlieb untuk Sam dan untuk kita semua—tentang menjadi manusia.

Selasa, 18 Oktober 2011

Anak Autis Anak Istimewa


Jum'at, 01 April 2011 | 21:28 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta -Senyum Sri Astuti terus melebar ketika menyaksikan buah hatinya Raditya  Parasandy, 23 tahun yang autis mendapat pekerjaan sebagai koki di sebuah hotel berbintang di Jakarta. "Meski Radit hanya bekerja dua tahun namun saya bangga dia bisa tumbuh memiliki pribadi yang kuat, berbudi pengerti yang bagus seperti anak lain pada umumnya. Bagi saya memiliki anak autis adalah anak istimewa dan sangat luar biasa," kata mantan model di era tahun 80-an ini dalam acara peluncuran film dokumenter bertema anak autis berjudul Love Me As I Am (Buah Hati) pada Jumat siang tadi di Restaoran South Beauty, Sudirman, Jakarta. Pemutaran film ini untuk menyambut dan memperingati Hari Autis Internasional pada 2 April besok. Dan peluncuran ini memberikankesempatan kepada beberapa orang tua yanga memiliki anak autis untuk menceritakan suka dukanya.
Sri Astuti menuturkan hingga sekarang ia sangata berhati-hati membimbing dan mengarahkan Raditya yang mulai jatuh hati atau memiliki ketertarikan lawan jenis, mimpi basah dan punya keinginan menikah. "Mereka pada dasarnya punya keinginan yang sama. Namun saya selalu ingatkan kepada para orang tua yang memiliki anak autis jangan berkecil hati. Tetapi modal utama yang mesti ditumbuhkan adalah belaian, pelukan, kasih sayang keberadaan kita untuk selalu ada di sampingnya menjadi obat dan terapi sukses si anak bisa tumbuh seperti anak lain," papar Sri Astuti panjang lebar. Selain punya minat terhadap koki, Raditya juga pandai merancang, berenang dan bermain bulu tangkis.    
Lain lagi dengan pengalaman Mentalia, ibunda Michael yang selain autis juga cacat penglihatan. "Micahael anak yang hebat kemampuannya bermain piano klasik seri apapun melebihi anak normal. Micahel modalnya hanya mendengar dan merasakan tapi dia langsung bisa memainkan lagu-lagu klasik dengan indah," kata Mentalia yang terharu anaknya tercatat dalam Musium Rekor Indonesia (MURI) dengan prestasi anak autis dan cacat penglihatan tapi jago bermain piano klasik.
Sementara Irma ibunda Dafa yang juga autis mengaku rasa syukur dan bahagianya memiliki buah hati sulung yang berprestasi untuk daya ingat dan kemampuan mengoperasaikan ateknologi komputer sejak usia dua tahun. "Saya bersyuku memiliki anak yang sering dibilang berkebutuhan khusaus namun nyatanya anak saya anak hebat, luar biasa dan istimewa. Sangat membanggakan sayaberterima kasih memiliki anak seperti Dafa," kata Irma.
Kini dia bersama putrinya yang ke dua atau adiknya Dafa, bahu membahu mengajarkan Dafa bisa berinteraksi dengan baik. "Adiknya menjadi teman dan guru yang jujur bagi Dafa untuk mengajarkan banyak hal termasuk bisa berkomunikasi dan mengajari memusatkan perhatian dengan baik," pungkas wanita berjilbab itu.
Adapun Rica Cornain yang memiliki Emilio, 12 tahun yang juga autis juga bersemangat dengan sabar mengarahkan Emilio yang ternyata berpotensi di bidang melukis. Rica menuturkan usia dua tahunEmilio sudah bisa melukis dua dimensi dan hasil lukisannya diburu banyak orang. Hingga kin, Emilio sudah memiliki ratusan lukisan bergaya abstrak dan kontemporer Bahkan ada satu lukisan Emilio yang dibuat setahun lalu sudah diburu kolektor lukisan seharga US$ 50 ribu tapi tidak dilepas. "Emilio mau lukisan itu jadi penyemangat dirinya tidak bisa dihargai oleh materi semahal apapun," ujarnya.
Rica menyatakan rasa bangganya memiliki anak luar biasa dan istimewa. "Sebagai orang tua kita tidak boleh  menyerah bila memiliki anak autis. Mereka sangat istimewa dan luar biasa," ujar Rica yang mengaku bangga dengan peluncuran film ini untuk mengajak dan mensosialisasikan masyarakat bahwa memiliki anak autis bukan dunia kiamat atau kutukan. "Dengan peran kita sebagai orang terdekat, orang tua dan keluarga akan mengarahkan dan mendidik mereka menjadi lebih baik."
Artis Christine Hakim yang mendengarkan pernyataan para orang tua tentang bagaimana memiliki anak autis tidak dapat menahan rasa harunya. "Saya bahagia mendapat kesempatan mengerjakan pekerjaan mulia ini," tuturnya lirih.
Christine mengatakan di Indonesia kesadaran masyarakat tentang autisme baik dalam bentuk pemahaman atau karakteristik klinis dari autisme maupun dalam bentuk empati sosial, serta membangun kesadaran masyarakat tentang adanya potensi kognitif yang sangat luar biasa pada setiap penderita autisme. "Mereka punya potensi kognitif membanggakan dan begitu istimewa." 
Melalui peluncuran film dokumenter berdurasi tujuh menit, 15 menit hingga 45 menit ini Christine akan keliling daerah untuk mengadakan pelatihan, seminar tentang anak autisme. "Saya ingin anak-anak hebat ini mendapat punya tempat yang sama tidak ada diskriminasi. Karena sekali lagi prestasi luar biasa." HADRIANI P

Rabu, 05 Oktober 2011

fakta tentang game

Game Mampu Buat Anak Autis Lebih Sosial
Selama ini game dituding membuat seseorang menjadi antisosial terhadap lingkungannya. Namun hal ini dibantah oleh seorang ilmuwan, yang justru menemukan fakta bahwa game juga mampu anak autis menjadi lebih peka terhadap lingkungannya.  Adalah psikologi profesor Carrie Pritchard menciptakan sebuah permainan komputer bukan hanya untuk bersenang-senang, tetapi untuk membantu mengajar anak-anak autis keterampilan sosial.
Pritchard , yang menerima hibah USD20.000 untuk proyek ini berencana untuk merancang video game pendidikan dengan fokus pada interaksi dan tanggung jawab.
“Pemain akan memiliki pilihan tentang lebih terampil dan kurang terampil terhadap perilaku mereka. Bisa memberlakukan setelah karakter mengundang mereka atau melibatkan mereka,” jelas Pritchard., seperti dilansir TG Daily, Rabu (2/3/2011).

Seorang mahasiswa Lancaster yang bekerja pada proyek bernama Seth Hutchins menambahkan, “Permainan ini semua tentang memberikan pilihan pemain dan memiliki mereka bertanggung jawab.”
Menurut Pritchard, salah satu alasan utama anak-anak autis bermain video game adalah bahwa hal itu sesuatu yang mereka lakukan dengan baik, yang membuat mereka harus berinteraksi dengan orang lain.
Dia terus menjelaskan bahwa video game adalah cara yang sangat layak untuk mengajarkan anak-anak autis keterampilan sosial karena disajikan dalam format mereka merasa nyaman.
Namun, penekanannya adalah tidak semua pada interaksi, melainkan, lebih dari pesan yang tersembunyi dalam permainan.
“Anak-anak dengan autisme memiliki banyak keterampilan tertentu yang kita tidak memiliki yang begitu istimewa. Saya anggap lebih dari perbedaan,” kata Pritchard.

Rabu, 28 September 2011

ocean heaven (film asia tentang anak autis)

David (Wen Zhang) terlahir autis dengan sifat: linglung, senang mengulang kata-kata yang diucapkan orang lain, kemampuan renang yang menakjubkan, dan selalu menata segala sesuatunya di rumah dengan rapi dan selalu sama persis. Ia mungkin juga tak menyadari kematian ibunya yang terjadi beberapa tahun silam. Sambil David bekerja di sebuah aquarium, ayahnya yang bernama Sam (Jet Li) - dan dengan bantuan para tetangga yang baik hati - selalu mengurus keperluan putranya yang sudah berusia 22 tahun itu dengan penuh kasih. Keduanya pun hidup berdampingan dengan bahagia. Namun sang ayah sadar bahwa pada akhirnya ia akan meninggalkan dunia dan putranya tercinta. Namun sayangnya, hari yang ditakutinya itu tiba lebih awal.

Jumat, 26 Agustus 2011

AUTISME

Autisme adalah suatu kondisi mengenai seseorang sejak lahir ataupun saat masa balita, yang membuat dirinya tidak dapat membentuk hubungan sosial atau komunikasi yang normal. Akibatnya anak tersebut terisolasi dari manusia lain dan masuk dalam dunia repetitive, aktivitas dan minat yang obsesif. (Baron-Cohen, 1993). Menurut Power (1989) karakteristik anak dengan autisme adalah adanya 6 gangguan dalam bidang:

* interaksi sosial,
* komunikasi (bahasa dan bicara),
* perilaku-emosi,
* pola bermain,
* gangguan sensorik dan motorik
* perkembangan terlambat atau tidak normal.

(wikipedia.org)

nak-anak penyandang spektrum autisme biasanya memperlihatkan setidaknya setengah dari daftar tanda-tanda yang disebutkan di bawah ini. Gejala-gejala autisme dapat berkisar dari ringan hingga berat dan intensitasnya berbeda antara masing-masing individu.

Hubungi profesional yang ahli dalam perkembangan anak dan mendalami bidang autisme, jika anda mencurigai anak anda memperlihatkan setidaknya separuh dari gejala-gejala ini :
> Sulit bersosialisasi dengan anak-anak lainnya
> Tertawa atau tergelak tidak pada tempatnya
> Tidak pernah atau jarang sekali kontak mata
> Tidak peka terhadap rasa sakit
> Lebih suka menyendiri; sifatnya agak menjauhkan diri.
> Suka benda-benda yang berputar / memutarkan benda
> Ketertarikan pada satu benda secara berlebihan
> Hiperaktif/melakukan kegiatan fisik secara berlebihan atau malah tidak melakukan apapun (terlalu pendiam
> Kesulitan dalam mengutarakan kebutuhannya
> suka menggunakan isyarat atau menunjuk dengan tangan daripada kata-kataMenuntut hal yang sama
> menentang perubahan atas hal-hal yang bersifat rutin
> Tidak peduli bahaya
> Menekuni permainan dengan cara aneh dalam waktu lama
> Echolalia (mengulangi kata atau kalimat, tidak berbahasa biasa)
> Tidak suka dipeluk (disayang) atau menyayangi
> Tidak tanggap terhadap isyarat kata-kata; bersikap seperti orang tuli
> Tidak berminat terhadap metode pengajaran yang biasa
> Tentrums – suka mengamuk/memperlihatkan kesedihan tanpa alasan yang jelas
> Kecakapan motorik kasar/motorik halus yang seimbang (seperti tidak mau menendang bola namun dapat menumpuk balok-balok)